Kamis, 04 Juli 2013

Sejarah Desa Marimabati


             Asal mulanya Desa Marimabati berkedudukan di pesisir pantai yang sekarang menjadi desa Lako Akediri Kecamatan Sahu. Pada zaman dulu, lokasi pantai tersebut Dodobong sedangkan lokasi Desa Marimabati yang sekarang, sebelumnya bernama Kota Mumu. Kota Mumu adalah bekas benteng Portugis.
         Nama Marimabati dipakai sebagai nama desa, bersumber dari para tetua desa sejak berakhirnya penjajahan Jepang dan kemerdekaan Republik Indonesia atau sekitar tahun 1957. Penduduk Desa Marimabati sejak awal dan berkembangnya sampai saat ini terdiri dari beberapa suku, yakni Suku Sahu dari marga Siodi dan Soaraha yang sekarang tersebar di Desa Susupu dan sekitarnya, serta Suku Ternate, Makian, Tidore dan campuran.
          Para pemimpin atau orang yang dituakan dalam desa sejak awal adalah : Fanyira Seha, Fanyira Sehe Lailoyo (tahun 1960), Muhammad Arba (1960-1974), Abdul Rasid Sehe (1974-1981), Adam Sehe Lailoyo (1981-2004), Daud Habsy (Pjs 2005-2006), Sukardi Ishak (2006-2009), Usman Muhammad (Pjs 2009-2013), Bakri Eli (2013-sekarang).



Komoditi Unggulan

Jeruk Kasturi


Jeruk kasturi oleh masyarakat di Desa Marimabati biasanya digunakan sebagai pengganti cuka untuk menetralisir bau pada ikan. Selain itu jeruk ini juga bisa diolah menjadi berbagai jenis produk, seperti Sirup dan juga Selai.
 

Pala


         Pala merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku (asli Indonesia). Sejak masa Romawi dulu, buah dan biji pala menjadi komoditi perdagangan yang penting akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah. Buah pala berasal dari keluarga Myristicaceae. Pohon berkayu yang tingginya bisa mencapai 15 meter. Jika musim berbuah, pohon ini akan muncul bunga disetiap ujung ranting dan menjadi buah bergerombol berwarna hijau kekuningan. 
          Semua bagian buah ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Marimabati. Untuk bagian daging buah ini bisa diolah oleh massyarakat sekitar menjadi manisan dan juga sirup. Sedangkan untuk bunga dan biji pala biasanya dijual.

Kelapa


Kelapa dalam bahasa Latin disebut Cocos nucifera merupakan tanaman yang termasuk dalam jenis tanaman palma dengan buah yang berukuran cukup besar dibanding dengan tanaman jenis palma yang lain. Tumbuhan yang satu ini dimanfaatkan hampir di semua bagiannya untuk menunjang kehidupan terutama bagi manusia oleh karena itu tanaman kelapa dianggap sebagai tumbuhan yang multiguna, terutama bagi orang-orang di daerah pesisir. 
Daging buah kelapa yang sudah tua oleh masyarakat di Desa Marimabati biasanya diolah menjadi minyak. Sedangkan untuk daging buah kelapa yang masih muda biasanya dimakan. Selain itu, daun kelapa biasanya digunakan sebagai pembungkus ketupat.

 

Cengkih

Cengkih merupakan sejenis tumbuhan yang bunganya digunakan sebagai rempah sejak zaman dahulu lagi. Pokok cengkih merupakan sejenis tumbuhan malar hijau yang wangi dan tumbuh setinggi 8 - 12m.  Bunga cengkih mengeluarkan aroma, digunakan sebagai rempah dalam beberapa jenis masakan dan ia boleh juga dimakan bersama daun sirih bagi menambah rasa manis dan lebih enak. Minyak cengkih digunakan dalam perusahaan membuat ubat-ubatan dan minyak wangi. Di sesetengah negara seperti Indonesia, cengkih dicampurkan dengan tembakau dalam rokok.
Oleh masyarakat di Desa Marimabati, bunga cengkih biasanya dipanen sebelum berubah menjadi merah. Bunga cengkih ini kemudian dipanen dan dijemur untuk dijual.




Rabu, 03 Juli 2013

Profil Desa







Desa Marimabati merupakan salah satu desa dengan penduduk yang menganut Agama Muslim.  Desa ini terletak di wilayah Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Untuk menuju ke Desa tersebut membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit dari pusat kota kecamatan Jailolo dengan menggunakan kendaraan beroda dua (sepeda motor). Perjalanan menuju ke Desa ini akan melalui beberapa desa lainnya, yaitu Desa Hoku-Hoku Kie, Desa Toboso, Desa Lolori serta Desa Gamtala.

            Pala, Cengkih, Kelapa, serta Jeruk Kasturi merupakan komoditi-komoditi unggulan di desa ini. Komoditi-komoditi tersebut dimanfaatkan oleh penduduk untuk dijual dan digunakan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.  Untuk wisata alamnya, desa ini memiliki sebuah mata air panas. Area tersebut biasanya memnafaatkan oleh masyarakat di Desa Marimabati untuk mandi serta mencuci pakaian. Selain itu, di Desa Marimabati juga terdapat sebuah Masjid bernama Masjid Parada yang biasanya digunakan oleh masyarakat untuk beribadah.